Edisi I/MBI/VI/2017 

MENINGKATKAN KETAKWAAN

Di bulan Ramadhan 1438 Hijriyah/2017 Masehi ini kita dianjurkan untuk memperbanyak berbagai amal shaleh agar menjadi orang yang takwa sebagai perwujudan  mukmin yang sejati.

Takwa dalam Islam terekspresi menjadi dua hal fundamental. Pertama, sebagai seorang abd (hamba) sebagaimana firman Allah SWT dalam Q. S. al-Dzariyat Ayat 56:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ (٥٦

 “Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk beribadah kepada-Ku.

 Kedua, sebagai khalifatullah, wakil Allah di muka bumi sebagaimana firman Allah SWT dalam Q. S. al-Baqarah Ayat 30:

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ۬ فِى ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً۬‌ۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيہَا مَن يُفۡسِدُ فِيہَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ‌ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ (٣٠

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Tidak semua orang mampu memadukan dua tugas mulia tersebut dalam kehidupannya. Kenyataan membuktikan, dimensi khalifah terputus dalam kehidupan publik. Mayoritas umat cenderung membatasi diri sebagai `abd (hamba Allah). Hal demikian mungkin disebabkan kurangnya pemahaman, kemudian kurangnya keteladanan atau lingkungan yang tidak kondusif. Akibatnya, kesalehan hanya diukur dengan intensitas hubungan dengan al-Khaliq semata.

Kecenderungan ini bukannya negatif, namun perlu disempurnakan. Membangun peradaban Islam masa depan tidak mungkin hanya dengan mengandalkan dimensi `abd saja. Mukmin yang sejati harus bisa memadukan dengan seimbang antara dimensi ‘abd dan khalifah sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an:

قَدۡ أَفۡلَحَ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ (١) ٱلَّذِينَ هُمۡ فِى صَلَاتِہِمۡ خَـٰشِعُونَ (٢) وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَنِ ٱللَّغۡوِ مُعۡرِضُونَ (٣)وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِلزَّكَوٰةِ فَـٰعِلُونَ (٤) وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِفُرُوجِهِمۡ حَـٰفِظُونَ (٥) إِلَّا عَلَىٰٓ أَزۡوَٲجِهِمۡ أَوۡ مَا مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُہُمۡ فَإِنَّہُمۡ غَيۡرُ مَلُومِينَ (٦) فَمَنِ ٱبۡتَغَىٰ وَرَآءَ ذَٲلِكَ فَأُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡعَادُونَ (٧) وَٱلَّذِينَ هُمۡ لِأَمَـٰنَـٰتِهِمۡ وَعَهۡدِهِمۡ رَٲعُونَ (٨) وَٱلَّذِينَ هُمۡ عَلَىٰ صَلَوَٲتِہِمۡ يُحَافِظُونَ (٩) أُوْلَـٰٓٮِٕكَ هُمُ ٱلۡوَٲرِثُونَ (١٠) ٱلَّذِينَ يَرِثُونَ ٱلۡفِرۡدَوۡسَ هُمۡ فِيہَا خَـٰلِدُونَ (١١

 

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyu' dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna dan orang yang menunaikan zakat, dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, serta orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya” (Q.S. al-Mukminun 1-11).***

 

Diterbitkan oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4

Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah