Edisi IV/MBI/III/2017                                                                                                                 

KHALIFAH DI BUMI

Hakikat dan tujuan hidup manusia sebagai hamba Allah SWT adalah mengenal dan berbakti kepada-Nya sebagai abdi (khalifah) di bumi dengan menjalankan segala perintah-Nya serta menjauhkan segala larangan-Nya.

Al Qur’an surat Al Baqarah:163 mengingatkan:

وَإِلَـٰهُكُمۡ إِلَـٰهٌ۬ وَٲحِدٌ۬‌ۖ لَّآ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِيمُ (١٦٣

”..dan Tuhanmu ialah Tuhan yang Satu (Yang Maha Esa); tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

Ke-Esa-an Allah direfleksikan dalam pengakuan adanya 

satu sumber kebenaran, satu sumber ilmu, satu sumber hukum (syari’ah), satu sumber penciptaan ummat manusia dan makhluk lainnya di alam semesta, satu sumber kepemimpinan yakni Allah  dan Rasulullah.

Dengan keyakinan yang demikian perjuangan pergerakan Islam akan dapat menghadapi dan melalui segala keadaan, dan akan dapat bebas dan tidak larut dalam rasa ketakukan dan kesedihan atas suatu perkara yang timbul diatasnya.

Allah SWT dalam al-Qur’an surat Yunus:62 berfirman: 

أَلَآ إِنَّ أَوۡلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (٦٢

”Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Tauhid adalah misi semua para Rasul Allah dari Adam AS sampai Muhammad Rasulullah SAW. Untuk menjalankan misi tauhid ini, sesuai dengan fungsi khilafah manusia, diperlukan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu Islam memandang bahwa para pengemban fungsi khilafah ini harus menguasai ilmu dan teknologi dalam mewujudkan tata dunia yang melandaskan semua aktivitasnya pada prinsip tauhid.

Al Qur’an surat Az Zumar ayat 9 menyatakan: 

أَمَّنۡ هُوَ قَـٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيۡلِ سَاجِدً۬ا وَقَآٮِٕمً۬ا يَحۡذَرُ ٱلۡأَخِرَةَ وَيَرۡجُواْ رَحۡمَةَ رَبِّهِۦ‌ۗ قُلۡ هَلۡ يَسۡتَوِى ٱلَّذِينَ يَعۡلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعۡلَمُونَ‌ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (٩

“(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: apakah mereka yang mengetahui (berilmu) sama dengan orang-orang yang tidak mengetahui (tidak berilmu)?. Sesungguhnya orang-orang yang berpikir (berpengetahuan) itulah yang mendapatkan pelajaran.”

Allah telah memerintahkan Rasulullah berdoa yang dimuat dalam Al Qur’an surat Thaha ayat 114:

فَتَعَـٰلَى ٱللَّهُ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡحَقُّ‌ۗ وَلَا تَعۡجَلۡ بِٱلۡقُرۡءَانِ مِن قَبۡلِ أَن يُقۡضَىٰٓ إِلَيۡكَ وَحۡيُهُ ۥ‌ۖ وَقُل رَّبِّ زِدۡنِى عِلۡمً۬ا (١١٤

 “Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan katakanlah : Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan”.

Infrastruktur dunia Muslim adalah tauhid yang dipancarkan ke dalam berbagai aspek kehidupan, sehingga melahirkan suprastruktur sosial, ekonomi, politik, pendidikan, lingkungan, pertahanan keamanan dan lain sebagainya yang mencerminkan nilai-nilai dan syariah Islam.

Untuk menciptakan masyarakat Islam yang berkualitas diperlukan sistem keilmuan dan teknologi yang menyandarkan diri pada tata nilai Islam sehingga perkembangan ilmu dan teknologi tidak membawa umat ke arah pelanggaran etika penciptaan dan fungsi khilafah. Sebab apabila ilmu dan teknologi dikembangkan tidak dalam kerangka nilai Islam maka fungsi khilafah manusia untuk memakmurkan dunia dengan membawa rahmat (rahmatan lil alamin) akan menjadi musnah, dan justru dibunuh oleh ilmu dan teknologi tersebut.

Mencari ilmu adalah wajib di atas sekalian orang Islam laki-laki dan orang Islam perempuan, ialah ilmu yang harus diperoleh dengan setinggi tinggi kemajuan akal, tetapi tidak sekali-kali boleh dipisahkan dari pendidikan budi pekerti dan pendidikan rohani yang menyadarkan hubungan manusia dengan Tuhannya, sebagai yang dinyatakan dalam Al Qur’an surat ‘Ali-Imran ayat 190:

 إِنَّ فِى خَلۡقِ ٱلسَّمَـٰوَٲتِ وَٱلۡأَرۡضِ وَٱخۡتِلَـٰفِ ٱلَّيۡلِ وَٱلنَّہَارِ لَأَيَـٰتٍ۬ لِّأُوْلِى ٱلۡأَلۡبَـٰبِ (١٩٠

 “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.”***

Diterbitkan oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4

Grand Depok City

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.