Oleh: Mohammad Hasyim*

Bismillahirrahmanirrahim

Amal Jariyah adalah sebutan bagi amal yang terus mengalir pahalanya, walaupun orang yang melakukan amalan tersebut sudah wafat. Amalan ini terus memproduksi pahala yang juga terus mengalir kepadanya.

Hadits tentang amal jariyah yang popular dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya" (HR. Muslim).

Selain ketiga jenis perbuatan di atas, ada lagi beberapa macam perbuatan yang tergolong dalam amal jariyah.

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya di antara amal kebaikan yang mendatangkan pahala setelah orang yang melakukannya wafat ialah ilmu yang disebar­luaskannya, anak saleh yang ditinggalkannya, mushaf (kitab-kitab keagamaan) yang diwariskannya, masjid yang dibangunnya, rumah yang dibangunnya untuk penginapan orang yang sedang dalam perjalanan, sungai yang dialirkannya untuk kepentingan orang banyak, dan harta yang disedekahkannya” (HR. Ibnu Majah).

Di dalam hadis ini disebut tujuh macam amal yang tergolong amal jariyah sebagai berikut:[1]

1.          Menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang bermanfaat, baik melalui pendidikan formal maupun nonformal, seperti diskusi, ceramah, dakwah, dan sebagainya, termasuk dalam kategori ini adalah menulis buku yang berguna dan mempublikasikannya.

2.          Mendidik anak menjadi anak yang saleh. Anak yang saleh akan selalu berbuat kebaikan di dunia. Menurut keterangan hadis ini, kebaikan yang diperbuat oleh anak saleh pahalanya sampai kepada orang tua yang mendidiknya yang telah wafat tanpa mengurangi nilai/pahala yang diterima oleh anak tadi.

3.          Mewariskan mushaf (buku agama) kepada orang-orang yang sekiranya dapat memanfaatkannya untuk kebaikan dirinya dan masyarakat di sekitarnya.

4.          Membangun masjid. Hal ini sejalan dengan sabda Nabi SAW, ”Barangsiapa yang membangun sebuah masjid karena Allah walau sekecil apa pun, maka Allah akan membangun untuknya sebuah rumah di surga” (HR. Bukhari dan Muslim). Orang yang membangun masjid itu akan menerima pahala seperti pahala orang yang beribadah di masjid tersebut.

5.          Membangun rumah atau pondokan bagi orang-orang yang berpergian untuk kebaikan. Setiap orang yang memanfaatkannya, baik untuk istirahat sebentar maupun untuk bermalam dan kegunaan lainnya yang bukan untuk kegiatan maksiat, maka akan mengalirkan pahala kepada orang yang membangunnya.

6.          Mengalirkan air secara baik dan bersih ke tampat-tempat orang yang membutuhkannya atau menggali sumur di tempat yang sering dilalui atau didiami oleh orang banyak. Setelah orang yang mengalirkan air itu wafat dan air itu tetap mengalir serta terpelihara dari kecemaran dan dimanfaatkan orang yang hidup maka ia mendapat pahala yang terus mengalir. Semakin banyak orang yang memanfaatkannya maka akan semakin banyak pua ia menerima pahala di akhirat. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa membangun sebuah sumur lalu diminum oleh jin atau burung yang kehausan, maka Allah akan mem­berinya pahala kelak di hari kiamat.” (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Majah).

7.          Menyedekahkan sebagian harta. Sedekah yang diberikan secara ikhlas akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda.

Itulah keutamaan amal jariyah yang tentu saja sangat diidam-idamkan oleh seluruh umat Muslim khususnya yang ingin mendapatkan keberkahan tanpa henti.

Wallahualam bissawab.***

*Penulis adalah Humas DKM Baitul Izzah

MOHON

DO’A  & DUKUNGANNYA

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sedang Berikhtiar Memperluas Bangunan Masjid agar Lebih Lapang, Nyaman dan Representatif

BANTUAN DAPAT DISALURKAN KE

BANK SYARIAH MANDIRI

NO REK 7130906383

A/N PROYEK PENGEMBANGAN MBI