Oleh: Mohammad Hasyim*
Bismillahirrahmanirrahim

Iman secara bahasa berarti tashdiq (membenarkan), sedangkan secara istilah syar’i iman adalah "Keyakinan dalam hati, Perkataan di lisan, amalan dengan anggota badan, bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan maksiat".

Para ulama salaf menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh karena itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang". Ini adalah definisi menurut Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, madzhab Zhahiriyah dan segenap ulama selainnya.[1]

Dengan demikian definisi iman memiliki 5 karakter, yakni keyakinan hati; perkataan lisan; amal perbuatan; bisa bertambah; dan bisa berkurang. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.” (QS. Al Fath: 4).

Imam Syafi’i berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.”

Imam Ahmad juga berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.”[2]

Imam Bukhari mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.”[3]

Murid Al Imam Syafi’i yang bernama Ar-Rabi’ berkata: “Aku mendengar Al-Imam Asy-Syafi’i berkata: “Iman adalah ucapan dan amalan, bertambah dan berkurang.

Makna bertambah dan berkurangnya iman, pernah pula ditanyakan oleh putra Imam Ahmad kepada ayahnya: “Aku bertanya kepada ayahku, apa itu makna bertambah dan berkurangnya iman?”. Beliau menjawab: “Bertambahnya iman adalah dengan adanya amalan, berkurangnya adalah dengan meninggalkan amalan, seperti meninggalkan shalat, zakat, dan haji.”

Rukun iman sendiri ada 6 (enam), yaitu:

1.  Iman kepada Allah: Seseorang tidak dikatakan beriman kepada Allah hingga dia mengimani 4 hal:

o  Mengimani adanya Allah.

o  Mengimani rububiah Allah bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam semesta kecuali Allah.

o  Mengimani uluhiah Allah bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala.

o  Mengimani semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan yang nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna, memaling-kan makna, mempertanyakan, dan menyerupakan-Nya.

2.  Iman kepada para malaikat Allah:

o  Mengimani adanya malaikat sebagai makhluk ciptaan Allah SWT, beserta amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada para malaikat.

o  Malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya.

o  Orang Islam wajib mengimani 10 malaikat yaitu: Malaikat Jibril, Mikail, Rakib, Atid, Mungkar, Nakir, Izrail, Israfil, Malik dan Ridwan.

3.  Iman kepada kitab-kitab Allah:

o  Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah Kalam (ucapan) yang merupakan sifat Allah.

o  Mengimani bahwa kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT ada 4 yaitu: Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an.

4.  Iman kepada para rasul Allah:

Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Wajib mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari Allah Ta’ala.

5.  Iman kepada hari akhir:

Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.

6.  Iman kepada qada dan qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk:

Renungan Jumat Ini

Diterbitkan Oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4 Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id

email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah

 

Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu atas izin dari Allah. Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka demikian pula perbuatan mereka melalui kehendak Ilahi.***

*Penulis adalah Humas DKM Baitul Izzah



[2]Al Wajiz fii ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 101-102

[3] Fathul Baari Syarhu Shahih al-Bukhari, karya Ibnu Hajar Asqalani, I/60