Oleh: Mohammad Hasyim*
Bismillahirrahmanirrahim

Idul Adha jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Pada saat itu kaum Muslimin yang sedang menunaikan ibadah haji tengah khusuk-khusuknya wukuf di Arafah sambil mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan membacakan kalimat-kalimat  talbiyah.

Idul Adha juga dikenal dengan nama “Idul Qurban.” Karena umat Muslim yang belum mampu mengerjakan ibadah haji diberi kesempatan untuk berkurban, yaitu dengan menyembelih hewan qurban sebagai simbol ketakwaan dan kecintaan kepada Allah.

Perintah berkurban disampaikan oleh Allah kepada Nabi Ibrahim.[1]Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. Inshaa Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.” (QS As-saffat: 102).

Ketika Ibrahim sudah siap melaksanakan perintah Allah, datanglah setan yang menggodanya. Namun Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail memantapkan niatnya sehingga Allah meridhoi ayah dan anak ini yang telah memasrahkan ketawakalannya. Allah mencukupkan dengan penyembelihan seekor kambing sebagai korban, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat As-Saffat ayat 107-110:

Dan kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”

Kami abadikan untuk Ibrahim (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian.

Yaitu kesejahteraan semoga dilimpahkan kepada Nabi Ibrahim.”

“Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”

Pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ini dapat dimaknai sebagai pesan yang mengandung pembelajaran sebagai berikut:[2]

Pertama, Saling Berbagi Rizki. Pada hari raya ini, umat Muslim yang mampu akan membeli dan menyerahkan hewan kurban kepada masjid terdekat atau menyetorkan uang maupun dana pembelian hewan kurban ke lembaga ZIS nasional untuk dibagikan kepada kaum dhuafa yang membutuhkan. Hal ini menjadi momentum yang baik di mana setiap Muslim bisa saling berbagi, saling membantu, dan saling berbagi rezeki, lewat hewan kurban yang dibagikan tersebut.

Kedua, Ikhlas dan Semua Cobaan. Ketika datang perintah dari Allah untuk Nabi Ibrahim agar menyembelih Nabi Ismail, anaknya, ada sikap yang perlu dicontoh dari kedua nabi tersebut, yaitu keikhlasan saat cobaan sedang datang. Baik sang ayah, Nabi Ibrahim, maupun sang anak, Nabi Ismail, tidak ada sepatah keluh kesah pun keluar dari mulut mereka. Hal ini bisa menjadi pelajaran kita semua bahwa siapun kita, Nabi dan Rasul sekalipun, pasti diuji oleh Allah. Tapi jangan menyerah dan mengeluh, tetap ikhlas dan terus berusaha. Sebagaimana firman Allah SWT:

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa) : Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkau penolong kami maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. (Q.S. Al-Baqarah: 286).

Ketiga, Berkurban jadi Jalan Ketakwaan. Jika sebelumnya kita merasa kesulitan untuk memiliki ketakwaan yang tinggi kepada Allah SWT, seperti sulit meninggalkan larangan-Nya, dan merasa hati gundah gelisah karena sering kali meninggalkan perintah-Nya, maka hari raya Idul Adha memberi keutamaan untuk menghadapi permasalahan tersebut. Sebagaimana Allah SWT. berfirman:

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al Hajj: 37).

Wallahu A’lam Bishowab.

Renungan Jumat Ini

Diterbitkan Oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4 Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id

email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah