Oleh: Mohammad Hasyim*

Bismillahirrahmanirrahim 

Liberalisasi informasi, yang ditunjang dengan kemajuan teknologi mengakibatkan arus informasi menjadi seperti tsunami: menerjang dan menghanyutkan informasi apa saja mulai dari info yang penting dan sangat bermanfaat, tidak penting sampai informasi yang tak ubahnya sampah. 

Tentu, tugas kita sebagai netizen yang cerdas adalah memilih dan memilah informasi yang kita terima agar tidak terhanyut atau tersesat dalam belantara hoax alias kebohongan. 

Setiap informasi yang kita terima hendaknya dikonfirmasi, di-recheck atau diperiksa kembali apakah informasi itu benar? Sebelum kita yakin dengan kebenaran informasi itu tentu tidak ada alasan bagi kita untuk percaya, apalagi menyebarkannya. 

Perintah untuk melakukan konfirmasi, check and recheck atau tabayyun atas informasi yang kita terima, sesungguhnya sudah difirmankan Allah SWT dalam QS. Al-Hujurat Ayat 6: 

يَـٰٓأَيُّہَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ۬ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ قَوۡمَۢا بِجَهَـٰلَةٍ۬ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَـٰدِمِينَ (٦

 

             “Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seorang fasik datang kepada kalian dengan membawa suatu berita, maka tabayyun-lah (periksalah dengan teliti) agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan kamu.” (QS. 49:6) 

            Asbabun Nuzul dari ayat di atas adalah ketika Rasulullah SAW mengajak seseorang yang bernama Al Harits untuk masuk Islam. Setelah di ajak oleh Baginda Rasul, dia pun menyatakan diri masuk Islam dan pulang kepada kaumnya untuk mengajak kaumnya masuk Islam. Pada saat itu Rasulullah mengajak untuk menunaikan zakat dan disepakati oleh Al Harits.[1] 

Ketika waktu telah tiba, Rasulullah mengutus seseorang bernama Al Walid bin Uqbah untuk mengambil zakat yang telah dijanjikan Al Harits. Namun di tengah perjalanan hati Al Walid bin Uqban menjadi gentar dan kembali kepada Rasulullah tanpa datang ke tempat yang seharusnya dituju, yaitu Al Harits. Ketika kembali dia kemudian mengarang cerita bahwa Al Harits tidak mau menyerahkan zakat dan mengancam membunuhnya. 

Mendengar cerita itu, Rasulullah mengutus utusannya untuk datang kepada Al Harits. Namun ternyata utusan itu bertemu Al Harits di tengah perjalanan karena sedang menuju ke tempat Rasul dengan membawa zakat yang telah dijanjikan. 

Setelah bertemu Rasulullah, Al Harits menceritakan yang sebenarnya. Dan Kemudian turunlah QS Al Hujurat ayat 6, di mana sebagai sebuah peringatan bagi umat Muslim agar selalu tabayyun dalam menerima informasi. Sangat berbahaya jika kita tidak  melakukan tabayyun karena bisa menimbulkan perpecahan di kalangan umat bahkan hingga pertumpahan darah. 

Media sosial yang berkembang begitu pesat ikut mendorong arus informasi menjadi tidak terkendali. Informasi bisa datang kapan saja dan membawa pesan apa saja sehingga tidak jelas lagi apakah informasi itu valid atau bohong? Celakanya, informasi yang tidak jelas sumbernya itu juga kadang disebar sebegitu rupa sehingga menjadi viral. 

Tabayyun akan menghindarkan kita dari berita bohong, bahkan tidak ikut-ikutan menyebarkan kebohongan. Karena hal seperti ini pernah terjadi kepada istri Rasulullah SAW, yaitu Aisyah RA, yang dituduh berselingkuh dengan Sofwan bin Muathal. Jika masyarakat ketika itu tidak bertabayyun dipastikan akan terjadi fitnah yang luar biasa terhadap Rasulullah. 

Maka kejadian ini perlu sikapi dengan serius. Baik Al Qur'an maupun Hadits sudah menjelaskan bahwa kita harus tabayyun dalam menerima berita atau informasi agar tidak terjadi pembodohan di kalangan masyarakat luas. 

Selalu berprasangka baik kepada orang—meskipun kita telah mendengar-kan berbagai macam info keburukan-nya—akan lebih baik agar kita dijauhkan dari munculnya fitnah yang keluar dari lidah kita. Kenapa? Karena fitnah tergolong ke dalam dosa besar.

 Semoga Allah SWT senantiasa menjaga telinga, mata dan mulut kita agar terbebas dari fitnah, amiinnn ya rabbal alaminn.***

 *Penulis adalah Sekretaris II DKM Baitul Izzah 


[1] https://dibilikkamar.blogspot.com/2017/01/makna-tabayyun-dalam-islam.html

 

Renungan Jumat Ini Diterbitkan Oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4 Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.