Oleh: Mohammad Hasyim*

Bismillahirrahmannirrahim.

Gerhana bulan total terjadi pada hari Rabu tanggal 31 Januari 2018.  Proses gerhana terlihat di wilayah Indonesia dimulai pukul 18.48 WIB dan mencapai puncaknya antara pukul 19.52-21.08 WIB. Masyarakat banyak yang menikmati fenomena alam yang tergolong langka dan bersejarah itu. Tapi tahukah apa yang harus dilakukan saat gerhana?

Pada zaman Rasulullah SAW, suatu ketika terjadilah gerhana matahari. Para sahabat Beliau segera meninggalkan pekerjaan mereka masing-masing, begitu juga dengan anak-anak kecil yang sedang berlatih memanah. Mereka semua berlari menuju mesjid untuk mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Rasulullah SAW sehubungan kejadian gerhana matahari.

Baginda Rasulullah mengerjakan shalat dua rakaat yang sangat panjang, sehingga sebagian orang yang mengikutinya jatuh pingsan. Dalam shalatnya, Rasulullah menangis sambil berdoa, “Ya Rabbi, Engkau telah berjanji bahwa Engkau tidak akan menyiksa mereka (umat Beliau) selama saya berada bersama mereka, selama mereka meminta ampunan kepada MU”. 

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Anfal 8:33 sebagai berikut:

 وَمَا ڪَانَ ٱللَّهُ لِيُعَذِّبَهُمۡ وَأَنتَ فِيہِمۡ‌ۚ وَمَا كَانَ ٱللَّهُ مُعَذِّبَهُمۡ وَهُمۡ يَسۡتَغۡفِرُونَ (٣٣

“Dan Allah tidak akan mengadzab mereka selama kamu berada diantara mereka. Dan dia tidak mengadzab mereka sekali mereka meminta ampun.”

Dalam satu hadits Rasulullah SAW juga bersabda mengenai gerhana dan shalat gerhana:

“Sesungguhnya matahari dan bulan merupakan dua tanda kekuasaan Allah Azza wa Jalla. Terjadinya gerhana matahari atau bulan itu bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Oleh karena itu, jika kau menyaksikan gerhana bergegaslah untuk mengerjakan shalat.” (HR. Muslim) 

Dari ayat dan hadits tersebut serta hadits lainnya, para ulama berpendapat bahwa shalat gerhana hukumnya sunnah muakkad (sunnah yang sangat dianjurkan) baik untuk laki-laki maupun untuk perempuan.

Baginda Rasulullah juga memberikan sebuah nasihat penting bagi umatnya pada saat terjadi gerhana matahari atau bulan, yaitu untuk segera melakukan sunat gerhana.

Kata Nabi, seandainya kalian mengetahui keadaan pada hari akhirat  sebagaimana saya  (Rasul) ketahui, niscaya kalian akan menghabiskan banyak waktu untuk menangis dan sedikit tertawa. Apabila terjadi lagi peristiwa seperti ini (gerhana matahari), maka dirikanlah shalat, berdoa kepada Allah SWT.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perintah melakukan sholat saat terjadi gerhana adalah: 

1. Untuk menunjukkan salah satu keagungan dan kekuasaan Allah SWT, Yang Maha Mengatur alam beserta seluruh isinya.

2. Untuk menimbulkan rasa gentar di hati setiap hamba atas kebesaran Allah SWT dan azab-Nya bagi siapa yang tidak taat kepada-Nya.

Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya. Akan tetapi keduanya merupakan tanda-tanda kebesaran Allah. Jika kalian menyaksikannya, maka hendaklah kalian shalat.” (HR. Bukhari).

Sahabat Renungan Jumat, sudah semestinya kita selalu mentaati Allah dan juga Rasulullah. Lihatlah apa yang dilakukan Rasul saat sedang terjadi gerhana matahari, Beliau mengerjakan shalat, memohon ampunan kepada Allah agar umat Beliau tidak disiksa oleh Allah SWT. Sungguh mulianya Rasulullah SAW, semoga Allah mengampuni kita semua karena kesalahan-kesalahan kita. Amiinn.***

 

*Penulis adalah Sekretaris II DKM Baitul Izzah

Diterbitkan oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4

Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah