Edisi III/MBI/XI/2017 – JUM’AT 28 SHAFFAR 1439 H / 17 NOVEMBER 2017 M           

Oleh: Mohammad Hasyim*

            Kerukunan dalam Islam sering diistilahkan dengan kata tasamuh atau tenggang rasa.[1] Tasamuh berarti toleransi yang berarti menjaga kerukunan sosial kemasyarakatan, tetapi bukan dalam bidang aqidah Islamiyah (keimanan) sebab aqidah telah digariskan secara jelas dan tegas dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits.

Dalam bidang aqidah seorang Muslim harus meyakini bahwa Islam adalah satu-satunya agama dan keyakinan yang dianutnya sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Kafirun (109) ayat 1–6 yang artinya:

“Katakanlah, “Hai orang-orang kafir! Aku tidak menyembah apa yang kamu sembah. Dan tiada (pula) kamu menyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku bukan penyembah apa yang biasa kamu sembah. Dan kamu bukanlah penyembah Tuhan yang aku sembah. Bagimu agamamu dan bagiku agamaku”.

            Kerukunan umat Islam harus berdasarkan atas semangat ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim). Kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya setiap Muslim memiliki kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka. Jalinan perasaan itu menimbulkan sikap timbal balik untuk saling membantu Muslim lain yang mengalami kesulitan, serta sikap untuk saling membagi kesenangan dengan Muslim lain apabila kita mendapatkan kegembiraan.[2]

Agama Islam memberikan petunjuk yang jelas dan tegas dalam menjaga persaudaraan Muslim sehingga terjalin kokoh, sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-Hujarat (49) ayat 10:

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٌ۬ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ (١٠

“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat.”

Umat Islam sejatinya tidak hanya diajari untuk menjaga hubungan dengan Allah SWT (hablum minallah) tetapi juga dengan sesama manusia (hablum minannas). Hubungan dengan manusia itu diejawantahkan dengan berbuat baik, menjaga sikap, saling membantu dan rendah hati.

Dalam QS An-Nissa (4) ayat 36 Allah SWT berfirman:

 وَٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُواْ بِهِۦ شَيۡـًٔ۬ا‌ۖ وَبِٱلۡوَٲلِدَيۡنِ إِحۡسَـٰنً۬ا وَبِذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡيَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِينِ وَٱلۡجَارِ ذِى ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَيۡمَـٰنُكُمۡ‌ۗ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن ڪَانَ مُخۡتَالاً۬ فَخُورًا (٣٦

            “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”

Bentuk dari komitmen untuk menjaga hablum minannas dapat diwujudkan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti:[3]

1.    Menjalin silahturahmi dengan tetangga.

2.    Memberikan Infaq sebagian dari harta yang dimiliki, baik yang wajib dalam bentuk zakat maupun yang sunnah dalam bentuk sedekah.

3.    Menjenguk bila ada anggota masyarakat yang sakit dan ta’ziah bila ada anggota masyarakat yang meninggal dengan mengantarkan jenazahnya sampai ke liang kubur.

4.    Memberi bantuan menurut kemampuan, bila ada anggota masyarakat yang memerlukan bantuannya.

Umat islam, sebagaimana difirmankan Allah dalam QS. Al-Imran (3) ayat 110, adalah umat yang terbaik yang di ciptakan Allah dalam kehidupan dunia ini.

كُنتُمۡ خَيۡرَ أُمَّةٍ أُخۡرِجَتۡ لِلنَّاسِ تَأۡمُرُونَ بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَتَنۡهَوۡنَ عَنِ ٱلۡمُنڪَرِ وَتُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ‌ۗ وَلَوۡ ءَامَنَ أَهۡلُ ٱلۡڪِتَـٰبِ لَكَانَ خَيۡرً۬ا لَّهُم‌ۚ مِّنۡهُمُ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ وَأَڪۡثَرُهُمُ ٱلۡفَـٰسِقُونَ (١١٠

            “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik dari mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”***

*Penulis adalah Sekretaris II DKM Baitul Izzah

 [1] http://www.bacaanmadani.com/2016/12/pengertian-tasamuh-dan-fungsinya-dalam.html

[2] https://tafany.wordpress.com/2009/12/24/kerukunan-dalam-islam

[3]http://ziyad-id.blogspot.co.id/2013/10/hablum-minallah-wa-hablum-minannas.html 

 

Diterbitkan oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4

Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah