Edisi III/MBI/IX/2017 – JUM’AT 24 DZUL-HIJJAH 1438 H/15 SEPTEMBER 2017 M           

MEMAHAMI IMAM

Oleh: Abu Hanin*

Imam ada dua macam, yakni imam yang menyeru kepada syurga dan imam yang menyeru kepada neraka. Keduanya sudah Allah SWT identifikasi dalam ayat suci al-Qur’an.

Imam pertama, adalah yang yang menyeru kepada syurga (kepada sholat, zakat dan kebaikan). Senjatanya adalah sabar dalam menghadapi syahwat dan yakin dalam menghadapi syubhat.

Seperti dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya Ayat 73 yang menerangkan:

 وَجَعَلۡنَـٰهُمۡ أَٮِٕمَّةً۬ يَہۡدُونَ بِأَمۡرِنَا وَأَوۡحَيۡنَآ إِلَيۡهِمۡ فِعۡلَ ٱلۡخَيۡرَٲتِ وَإِقَامَ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءَ ٱلزَّڪَوٰةِ‌ۖ وَكَانُواْ لَنَا عَـٰبِدِينَ (٧٣

 “Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah.”

            Kemudian dalam Al-Qur’an Surat As-Sajdah Ayat 24 juga Allah SWT berfirman:

 وَجَعَلۡنَا مِنۡہُمۡ أَٮِٕمَّةً۬ يَہۡدُونَ بِأَمۡرِنَا لَمَّا صَبَرُواْ‌ۖ وَڪَانُواْ بِـَٔايَـٰتِنَا يُوقِنُونَ (٢٤

 “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” 

  Selain itu, ada pula imam yang kedua, yakni imam yang menyeru ke neraka, atau lebih tepatnya menjadi sebab menuju pintu-pintu jahannam dengan segala macam caranya.

  Dalam Al-Qur’an Surat Al-Qoshash Ayat 41 Allah SWT berfirman: 

وَجَعَلۡنَـٰهُمۡ أَٮِٕمَّةً۬ يَدۡعُونَ إِلَى ٱلنَّارِ‌ۖ وَيَوۡمَ ٱلۡقِيَـٰمَةِ لَا يُنصَرُونَ (٤١

 “Dan Kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menyeru (manusia) ke neraka dan pada hari kiamat mereka tidak akan ditolong.” 

Karena itu, marilah kita membangun cita-cita dalam do’a, yakni berdo’a agar diberikan imam atau pemimpin yang dapat menyerukan ke surga dan bukan ke neraka, Karena do’a menunjukkan orientasi hidup dan cita-cita sehingga tidak hanya urusan duniawi tetapi juga keselamatan akhirat atau yang mengarah ke sana.

Yang tak kalah penting, seperti diulas di awal, adalah do’a memohon agar mendapat pasangan yang baik, misanya kaum adam berdo’a mempunyai istri yang solehah (menyenangkan bila dipandang, taat bila disuruh, menjaga amanah saat kita pergi), membantu kita dalam ketaatan dan urusan akhirat, menggerakkan keimanan kita, mencegah kita dari ma’shiat dsb.

Bukan justru yang membuat kita celaka dengan mengolok-olok kefakiran kita, membanding-bandingkan kita dengan tetangga dalam urusan dunia sehingga mendorong kita untuk mengambil jalan pintas dalam mencari rizki. Naudzubillah.

Sebaliknya, kaum perempuan juga hendaknya memohon kepada Allah SWT agar dikaruniai suami yang sholeh, yang menyuruh untuk menegakkan sholat, menunaikan zakat, menyuruh kebaikan, mencegah kemungkaran, membantu dalam ketaatan kepada Allah, memimpin keluarga, menjaga mereka dari siksa api neraka. Karena di antara sebab kesengsaraan seorang wanita adalah manakala mempunyai suami yang tidak kenal Allah, tidak sholat, berakhlak tercela serta melanggar batasan-batasan Allah.

Dan puncak dari do’a itu adalah berarti memohon kebaikan generasi penerus, agar menjadi qurratu ‘ain, sholihin, taat kepada Allah dan jauh dari ma’shiat.

Mari kita abadikan dan kita bangun cita-cita kita dalam do’a khususnya, harapan untuk memiliki generasi yang sholihin, mudah-mudahan Allah senantiasa mengabulkan semua do’a dan harapan kita, Amiinn YRA.***

 *Penulis adalah pendakwah

 

Diterbitkan oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

 

Sektor Melati Blok D4

Grand Depok City Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah