Edisi I/MBI/VII/2017                                                                                                                 

HALAL BI HALAL

            Salah satu keuntungan bagi orang yang berpuasa dengan khusyu’ dan disertai taubat adalah diampuni dari segala dosanya. Tentu yang dimaksud dengan dosa ini adalah dosa yang berkaitan dengan Allah SWT seperti meninggalkan shalat dan lainnya. Akan tetapi masih ada dosa yang berkaitan dengan manusia. Untuk lepas dari dosa yang berkaitan dengan manusia ini, maka seseorang harus meminta maaf kepada orang yang dianiaya olehnya.

            Di kalangan kaum muslimin Indonesia ada satu tradisi yang biasa dilakukan pada Hari Raya Idul Fitri atau hari-hari berikutnya yang disebut Halal Bi Halal. Kata ini berasal dari bahasa Arab, tetapi tidak dikenal oleh orang Arab. Dengan kata lain, kata ini adalah kata bahasa Arab khas Indonesia. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa halal bi halal adalah cara maaf memaafkan pada hari lebaran.

            Apabila kita telusuri sumber ajaran Islam, kita tidak akan menemukan istilah ini. Apabila yang dimaksud dengan definisi halal bi halal sebagaimana tercantum dalam Kamus Bahasa Indonesia di atas, maka hal ini dekat dengan istilah silaturrahim yang tercantum dalam sumber ajaran Islam dan sudah dikenal populer di kalangan umat Islam manapun. Akan tetapi, ada kata yang mirip dengan istilah halal bi halal dalam sabda Nabi SAW yang artinya:

            “Barang siapa yang berbuat dhalim (dosa) kepada saudaranya, maka hendaklah dia meminta halal (maaf) dari kedhaliman itu. Sesungguhnya di akhirat nanti tidak ada dinar atau dirham (uang dan kekayaan lainnya), sebelum pahala kebaikan seseorang diambil untuk saudaranya (yang dianiaya) sebagai tebusan. Apabila dia tidak memiliki pahala kebaikan, maka kejelekan (dosa) orang yang dianiayaanya itu ditimpakan kepadanya.” (HR. Bukhari).

            Dalam hadits lain, Nabi SAW bersabda yang artinya:

            “Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat: Apakah kalian tahu orang yang sial (muflis)? Mereka menjawab: Orang yang sial adalah orang yang tidak punya uang dan kekayaan lainnya. Beliau bersabda lagi (sebagai sanggahan atas jawaban sahabat itu): Sesungguhnya orang yang muflis itu adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat dan puasanya, tetapi dia mencela si anu, menuduh zina si anu, membunuh si anu, memukul si anu, maka pahala kebaikannya diberikan kepada orang lain (yang dianiaya). Apabila pahala kebaikannya habis sebelum diberikan kepada orang yang lain, maka kesalahan orang lain (yang dianiaya) itu ditimpakan kepadanya, kemudian dia lemparkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim).

            Kedua hadits di atas mengajarkan kepada kita bahwa dosa yang berkaitan dengan manusia itu apabila tidak lepas di dunia maka di akhirat nanti akan diperhitungkan di hadapan Allah Yang Maha Adil. Tidak ada satu kesalahan manusia sekecil apapun yang tidak diketahui Allah. Oleh karena itu, sebelum kita tinggalkan alam yang fana ini, maka kita harus berusaha membersihkan diri, baik dari dosa yang berkaitan dengan Allah maupun dosa yang berkaitan dengan manusia.

          Kegiatan silaturrahim atau halal bi halal sesungguhnya tidak hanya mesti pada Hari Raya Idul Fitri, tetapi kapan saja dapat dilaksanakan. Hanya saja pada momentum Hari Raya ini mungkin karena biasa keluarga dan saudara yang jauh dapat berkumpul, maka sangat terasa dan terlihat kegiatan silaturrahim ini.

            Kegiatan halal bi halal ini juga memiliki makna yang tinggi bagi masyarakat, terutama masyarakat kecil. Di samping ada kegiatan saling memaafkan, juga diharapkan ada bagi-bagi rezeki dari orang yang mendapat kelebihan (hartawan) kepada orang berkekurangan (fakir-miskin). Dengan cara ini, mudah-mudahan Allah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. 

Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah baru saja berlalu meninggalkan kita. Mudah-mudahan kita dapat kembali ke fitrah, ke kesucian dengan perpijak pada ajaran tauhid, sehingga setelah bulan Ramadhan ini kita menjadi manusia-manusia baru bagaikan orang yang baru lahir dari kandungan Ibu kita tercinta. Iman dan ketakwaan kita semakin meningkat, amien.***

 

 

Diterbitkan oleh:

 

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

 

BAITUL IZZAH 

 

Sektor Melati Blok D4

Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

 

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah