Oleh: Mohammad Hasyim*
Bismillahirrahmanirrahim
Bersyukur adalah ungkapan terima kasih atas nikmat yang telah Allah SWT karuniakan. Dengan lisan, dia akan melafalkan pujian karena telah diberi nikmat oleh Allah. Dengan hati, maka dia akan memberi kesaksian dan kecintaan kepada Allah. Dan dengan anggota badan, dia akan menunjukkan kepatuhan dan ketaatannya kepada Allah SWT (Madarijus Salikin, 2/244).[1]
Ketahuilah bahwa syukur merupakan salah satu sifat Allah yang husna. Yaitu Allah pasti akan membalas setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh hamba-Nya tanpa luput satu orang pun dan tanpa terlewat satu amalan pun.
“Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan Syakur.” (QS. Asy-Syura: 23).
Seorang ahli tafsir, Imam Abu Jarir Ath-Thabari, menafsirkan ayat ini dengan riwayat dari Qatadah: “Ghafur artinya Allah Maha Pengampun terhadap dosa, dan Syakur artinya Maha Pembalas Kebaikan sehingga Allah melipat-gandakan ganjarannya” (Tafsir Ath Thabari, 21/531).
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala berfirman: “Allah itu Syakur lagi Haliim.” (QS. At-Taghabun: 17).
Ibnu Katsir menafsirkan Syakur dalam ayat ini, “Maksudnya adalah membalas kebaikan yang sedikit dengan ganjaran yang banyak” (Tafsir Al-Qur’an Al-Azhim, 8/141).
Bersyukur juga merupakan bagian dari ibadah sebab Allah telah memerintahkan hamba-Nya untuk bersyukur.
“Ingatlah kepada-Ku, maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurlah kepada-Ku janganlah ingkar.” (QS. Al Baqarah:152).
Kemudian Allah SWT juga berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.” (QS. Al Baqarah:172).
Oleh karena itu, bersyukurlah kepada Allah SWT atas karunia yang telah diberikan, tanpa memandang nikmat itu banyak atau sedikit. Janji Allah sangat jelas bahwa siapapun yang selalu bersyukur niscaya Allah akan menambah kenikmatan tersebut.[2]
“Barang siapa yang bersyukur atas nikmat-Ku kata Allah, niscaya Aku akan menambahn nikmat itu. Akan tetapi barang siapa yang kufur atas nikmat-Ku kata Allah, maka azab-Ku sangatlah pedih.” (QS. Ibrahim: 7).
Dengan demikian, siapapun yang merenungi bahwa Allah adalah Maha Pembalas Kebaikan, dari Rabb kepada Hamba-Nya, maka dia akan menyadari bahwa tentu kita harus bersyukur kepada Rabb-Nya atas begitu banyak nikmat yang telah kita terima.
Syukur juga merupakan sifat orang beriman. Rasulullah SAW bersabda: “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692).
Lawan dari kata syukur adalah kufur nikmat, yaitu enggan menyadari atau bahkan mengingkari bahwa nikmat yang dia dapatkan adalah dari Allah Ta’ala. Misalnya saja Qarun yang berkata:” Sungguh harta dan kenikmatan yang aku miliki itu aku dapatkan dari ilmu yang aku miliki.” (QS. Al-Qashash: 78).
Padahal, Allah SWT dengan tegas berfirman: “Jika kalian ingkar, sesungguhnya Allah Maha Kaya atas kalian. Dan Allah tidak ridha kepada hamba-Nya yang ingkar dan jika kalian bersyukur Allah ridha kepada kalian” (QS. Az-Zumar: 7).
Karena itu, ketahuilah bahwa bersyukur selain merupakan ibadah yang menuai pahala juga dijanjikan akan membuka pintu rezeki di dunia.
Allah SWT berfirman: “Dan sungguh orang-orang yang bersyukur akan kami beri ganjaran.” (QS. Al Imran: 145).
Imam Ath Thabari menafsirkan ayat ini dengan membawakan riwayat dari Ibnu Ishaq, “Maksudnya adalah, karena bersyukur, Allah memberikan kebaikan yang Allah janjikan di akhirat dan Allah juga melimpahkan rizki baginya di dunia” (Tafsir Ath Thabari, 7/263).[3]***
*Penulis adalah Humas DKM Baitul Izzah
Renungan Jumat Ini Diterbitkan Oleh: DEWAN KEMAKMURAN MASJID BAITUL IZZAH Sektor Melati Blok D4 Grand Depok City Depok - Jawa Barat email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah |