Nikmat Berjumpa Ramadhan 1442 H

Oleh: Mohammad Hasyim*

 

Masih diberikan kesehatan dan dipanjangkan usia hingga dapat berjumpa dengan bulan suci Ramadhan 1442 H/2021 M adalah nikmat istimewa yang dikaruniakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kita.

Lantas? Tentu saja nikmat ini harus kita syukuri dan kita manfaatkan agar kita mampu beribadah secara sungguh-sungguh untuk mendapatkan rahmat dan ampunan di bulan yang penuh barokah ini.

Kenapa? Karena tidak semua orang mendapatkan nikmat sehat dan nikmat panjang usia hingga dapat berjumpa dengan bulan Ramadhan.

Berapa banyak orang yang sedang sakit begitu mendambakan dan memimpikan dapat segera pulih dan sehat hingga dapat berkumpul dan berpuasa bersama keluarga di rumah? Sementara mereka hanya terbujur lemah di ruangan sunyi rumah sakit ditemani suara mesin pacu jantung atau aroma obat yang menyengat.

Berapa banyak orang yang ingin berpuasa tetapi raga mereka sudah tak kuasa lagi untuk menunaikan Rukun Islam ke-4 ini? Jangankan berpuasa, sekadar untuk bernafas secara normal saja, mereka yang terinfeksi virus Covid-19 misalnya, sudah tak mampu lagi karena harus dibantu ventilator.

Berapa banyak pula orang yang ingin mendapatkan pengampunan di bulan suci Ramadhan tetapi Allah Subhanahu Wa Ta’ala terlebih dulu memanggilnya untuk berpulang sehingga dia tidak memperoleh kesempatan berjumpa lagi dengan Ramadhan.

Maka, betapa kufurnya kita jika kita mengabaikan nikmat sehat dan panjang usia yang dianugerahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kepada kita sehingga kita tidak mensyukuri dan tidak menggunakan nikmat itu untuk memperbanyak ibadah dan kebaikan di bulan Ramadhan.

Banyak sekali nikmat yang sering kita anggap sepele tetapi sejatinya itu merupakan anugerah terpenting bagi orang lain. Nikmat sehat, adalah karunia terbesar bagi mereka yang sedang sakit. Begitu pula nikmat dipanjangkan usia adalah kesempatan yang ingin didapatkan kembali oleh mereka yang sudah mati guna menebus dosa dan memperbanyak bekal di akhirat.

Maka, selagi kita masih diberikan nikmat sehat dan dipanjangkan usia untuk bertemu dengan bulan Ramdhan, manfaatkanlah seoptimal mungkin semua ibadah dan amal kebaikan di bulan suci ini, mulai dari sholat, sedekah, membaca Al-Qur’an, dzikir, berdo’a, istighfar dan seterusnya.

Bulan Ramadhan adalah bulan yang diberkahi oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sehingga kita harus dapat memanfaatkan ibadah di bulan suci ini agar kita memperoleh rahmat dan ampunan atas dosa-dosa yang telah kita lakukan.

Dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa yang melaksanakan puasa Ramadhan dengan keimanan dan keikhlasan, maka diampuni dosanya yang telah berlalu.” (Hadits shahih, Riwayat Al-Bukhari:37 dan Muslim:1266).

Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menganjurkan agar mengerjakan sholat malam pada bulan Ramadhan, meskipun beliau tidak mewajibkannya.

Beliau bersabda: “Barang siapa yang mengerjakan sholat malam pada bulan Ramadhan dengan iman dan ikhlas, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits shahih, Riwayat Bukhari:36 dan Muslim:1267).

Dari dua hadits di atas dapat diambil kesimpulan bahwa barang siapa yang memasuki bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, tentu dengan mengerjakan kewajiban puasa dan amalan-amalan terbaik di bulan Ramadhan, maka akan dibersihkan dari dosa-dosa yang pernah dilakukannya.

Sungguh, ini adalah rahmat yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala karuniakan di bulan Ramadhan. Dan itu hanya bisa didapatkan oleh mereka yang sehat, mampu menunaikan amalan-amalan terbaik di bulan Ramadhan, serta tentu saja dilaksanakan dengan penuh keimanan dan keikhlasan.

Semoga kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersyukur atas nikmat sehat yang diberikan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan mampu mengoptimalkan ibadah dan amal kebaikan selama bulan suci Ramadhan, Amiin YRA.***

 

*Penulis adalah pengurus DKM Baitul Izzah