MEMAKNAI

PERJALANAN UMRAH

Oleh: Mohammad Hasyim*

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْ

Ibadah umrah dapat didefinisikan sebagai perjalanan menuju Baitullah, dengan mengikuti rukun-rukun yang disyaratkan oleh Rasullah Shallalahu ‘Alaihi Wasallam, dan semata mengharap ridha Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Kenapa umrah penting? Karena—tentu saja bagi Muslim yang mampu atau istitha’ah—ibadah umrah memiliki berbagai keutamaan, seperti dapat menghapus dosa yang kita perbuat, memperoleh pahala sholat yang berlipat, meningkatkan iman dan taqwa atau imtaq, serta tentu saja mengharap keberkahan hidup agar selamat di dunia dan akhirat.

Penulis, yang kebetulan mendapat kesempatan menunaikan ibadah umrah pada akhir Januari 2020, merasakan betapa setiap perjalanan ibadah umrah selalu memberikan pengalaman spiritual yang menakjubkan. Ini merupakan kali ketiga penulis melakukan kunjungan ke Arab Saudi, setelah terakhir menunaikan ibadah haji pada tahun 1439 H/2018 M.

Ibadah umrah penulis diawali dengan menyiapkan diri untuk mengharap ridha Ilahi dalam melakukan kunjungan ke Arab Saudi.

Niat atau miqat umrah adalah:

لَبَّيْكَ اللَّـهُمَّ عُمْرَةً

 “Ya Allah, kami penuhi panggilan-Mu untuk berumrah.”

Karena rute yang diambil Jakarta-Mekkah, maka miqat umrah dilafalkan saat pesawat memasuki Ya-lamlam atau sekitar setengah jam sebelum pesawat mendarat di Bandara King Abdul Aziz di Jeddah. Tetapi miqat juga bisa dilakukan di Bandara Jeddah sebagaimana Fatwa MUI yang ditetapkan di Jakarta pada 20 Dzulqaidah 1404 H atau 19 September 1981 M.

Setelah miqat dan berihram, perjalanan dari bandara dilanjutkan dengan menuju Baitullah di Masjidil Haram untuk memulai rangkaian ibadah umrah.

Ibadah umrah ini dilakukan menjelang tengah malam karena rombongan tiba di hotel sekitar pukul 23.30 Waktu Arab Saudi. Suhu udara di Mekkah malam itu sangat dingin di bawah 20°celsius. Dengan tubuh hanya berbalut dua lembar kain ihram tentu saja udara dingin itu terasa menusuk sampai ke tulang. Tetapi yang menakjubkan, udara yang dingin itu sama sekali tidak menghalangi dan mengurangi antusiasme para jamaah untuk menunaikan ibadah umrah.

Rukun umrah yang selanjutnya setelah miqat dan mengenakan kain ihram adalah melakukan thowaf atau mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali. Thowaf dimulai dan diakhiri dari sudut Ka’bah yang ditandai Hajar Aswad.

Setelah thowaf adalah sya’i atau berlari-lari kecil dari bukit shofa menuju marwah sebanyak 7 kali. Setelah rangkaian thowaf dan sya’i ditunaikan barulah melakukan tahalul atau memotong rambut secukupnya.

Itulah rukun umrah, yang terdiri dari miqat, thowaf, sya’i dan tahalul. Umrah bisa dilakukan berkali-kali sesuai kemampuan, berbeda dengan ibadah haji yang hanya bisa dilakukan setahun sekali setiap bulan Dzulhijah.

Masa tinggal di Mekkah selama umrah, yang biasanya antara 4-5 hari, sering dimanfaatkan oleh para jamaah untuk berkali-kali menunaikan ibadah umrah, tergantung dari kemampuan fisik. Umrah bisa dilakukan untuk diri sendiri ataupun mengumrahkan sanak-saudara atau mem-badal-kan.

Penulis sempat kagum karena ada jamaah dari Indonesia yang hampir setiap hari umrah, bahkan kadang sehari sampai 2 kali. Luar biasa sekali semangat dan staminanya. Rupanya rasa syukur bisa mengunjungi Baitullah dan juga kenikmatan beribadah memberinya energi yang lebih untuk terus mem-badal-umrah-kan sanak-saudaranya.

Perjalanan penulis selanjutnya dari Mekkah menuju Madinah menggunakan kereta cepat Haramain Express. Waktu tempuhnya luar biasa cepat, hanya sekitar 2 jam. Ini berbeda jauh dengan moda transportasi bus yang mencapai sekitar 5 jam. Tiket kereta cepat untuk sekali jalan dari Mekkah ke Madinah adalah 150 SAR atau sekitar Rp 570.000 (kurs 3.800/riyal).

Perasaan takjub kembali menghinggapi selama menempuh perjalanan dari Mekkah ke Madinah. Betapa Rasulullah Sallalahu ‘Alaihi Wasallam pada saat hijrah dari Mekkah ke Madinah menghadapi medan yang sangat sulit, gersang dan tandus demi menyebarkan syiar Islam hingga kepada kita semua para umatnya. Shollu alan Nabi!***

MOHON DO’A

DAN DUKUNGANNYA

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sedang Berikhtiar Memperluas Bangunan Masjid agar Lebih Lapang, Nyaman dan Representatif

BANTUAN DAPAT DISALURKAN KE

BANK SYARIAH MANDIRI

NO REK 7130906383

A/N PROYEK PENGEMBANGAN MBI

 

*Penulis adalah Humas DKM Baitul Izzah