MENCINTAI RASULULLAH

Oleh: Mohammad Hasyim*

Tidak ada seorang Muslim pun yang tidak mencintai Nabi Muhammad SWT. Ketika ditanya, pasti semua umat Islam di seluruh dunia akan mengaku mencintai Nabi Muhammad SAW, meskipun mereka hidup ratusan bahkan ribuan tahun setelahnya.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah mereka betul-betul mencintai Nabi Muhammad SAW? Atau hanya sekadarnya saja? Atau ikut-ikutan saja?

Merujuk buku Hadratussyekh Hasyim Asy’ari: Moderasi, Keumatan, dan Kebangsaan, ada enam tanda seseorang betul-betul telah mencintai Nabi Muhammad SAW.[1]

Pertama, mengamalkan sunnah Nabi Muhammad SAW. Simpelnya, sunnah adalah apa yang diriwayatkan dari Nabi Muhammad SAW, baik berupa perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW. Orang yang benar-benar mencintai Nabi Muhammad SAW adalah orang yang melakukan apa yang diperintah Nabi dan menjauhi apa yang dilarangnya. Orang-orang seperti inilah yang cintanya sampai ke dalam hati, bukan hanya di bibir saja.

 Kedua, banyak mengingat Nabi Muhammad SAW. Ada banyak cara untuk mengingat Nabi Muhammad SAW, di antaranya adalah membaca shalawat (allahumma shalli ala Muhammad), berzanjian, marhabanan, mengkaji riwayatnya, dan lainnya. Bukankah ada sebuah ungkapan bahwa barang siapa yang mencintai sesuatu, maka ia akan banyak menyebutnya (man ahabba syai’an fakatsuro dzikruhu). Di samping itu, orang yang benar-benar mencintai Nabi Muhammad SAW juga akan selalu berdoa untuk dipertemukan dengannya setelah wafat nanti.

Ketiga, mencintai orang yang dicintai Nabi Muhammad SAW mulai dari keluarga, sahabat—baik Muhajirin atau pun Anshar—dan umatnya. Cinta dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW kepada mereka begitu besar, maka sudah sewajarnya orang yang benar-benar mencintai nabi adalah mereka yang mencintai siapapun yang dicintai nabi.

Keempat, menjauhi dan meninggalkan apa yang dilarang Allah seperti berzina, membunuh, menyakiti makhluk Allah, dan berbuat maksiat lainnya.

Kelima, gemar membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah pedoman utama umat Islam agar selamat dunia akhirat. Pun, Nabi Muhammad SAW menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber etika.

Keenam, mencintai sesama umat manusia, terutama umat Islam. Sesama umat manusia adalah saudara, maka sudah sepantasnya manusia satu dengan yang lainnya saling mengasihi dan mencintai, bukan saling membenci karena perbedaan yang ada. Nabi Muhammad SAW mengekspresikan cinta dan sayangnya kepada sesama dengan mewujudkan kemaslahatan dan menghilangkan bahaya.

Oleh sebab itulah, jika kita benar-benar mencintai Nabi Muhammad SAW maka kita harus membuktikan kecintaannya tersebut. Utamanya tentu dengan melaksanakan sunah Nabi sebab memiliki keistimewaan dan memberi kebahagiaan tersendiri.[2]

Misalnya shalat Tahajud, sebuah penelitian membuktikan bahwa aktivitas di sepertiga malam ini dapat memberikan manfaat yang sangat besar bagi kesehatan.

Shalat Tahajud menjadi terapi pengobatan terbaik dari berbagai macam penyakit. Karena itu, orang-orang yang membiasakan diri untuk Tahajud akan memiliki daya tahan tubuh sehingga tak mudah terserang penyakit.

Nabi SAW bersabda, “Dirikanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang saleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit dari tubuh.” (HR Tirmidzi).

Bukti-bukti kecintaan ini perlu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari setiap umat Muslim. Keluhuran akhlak beliau dapat menjadi standar dasar akhlak yang harus dimiliki. Dengan menunjukkan bukti mencintai Nabi, semoga kelak dikumpulkan bersamanya di jannah Allah nanti, Amin YRA.

*Penulis adalah Humas DKM Baitul Izzah

MOHON

DO’A  & DUKUNGANNYA

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sedang Berikhtiar Memperluas Bangunan Masjid agar Lebih Lapang, Nyaman dan Representatif

BANTUAN DAPAT DISALURKAN KE

BANK SYARIAH MANDIRI

NO REK 7130906383

A/N PROYEK PENGEMBANGAN MBI