Oleh: Mohammad Hasyim*

Bismillahirrahmanirrahim

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahih-nya (hadits no. 6474) dari Sahl bin Sa’id bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sal-lam bersabda:

Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga.”

Yang dimaksud dengan “sesuatu yang ada di antara dua janggutnya” adalah mulut, sedangkan “sesuatu yang ada di antara dua kakinya” adalah kemaluan.

Dan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sal-lam bersabda:

Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

Ini menunjukkan bahwa seorang Muslim hendaknya selalu berkata baik, dan jika tidak bisa berkata baik hendaknya dia diam. Diam dalam konteks ini tentu lebih baik tidak berbicara daripada berbicara tetapi malah mengeluarkan kata-kata yang tidak baik.

Kata-kata seperti “sontoloyo”, “genderuwo” ataupun “tabok” adalah kata-kata yang tidak baik, apalagi disampaikan di depan publik dan yang menyampaikan juga seorang pemim-pin. Padahal pemimpin sejatinya meru-pakan suritauladan yang selayaknya menjadi panutan bagi para peng-ikutnya.

Imam Syafi’i  rahimahullah  mengatakan, “Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Tetapi jika dia merasa ucapan tersebut ada mud-haratnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).”[1]

            Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti juga berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala: “Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan.

            Lebih lanjut Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata, “Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya. Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Seringkali orang menyesal di kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan.”

            Seorang Muslim tidak boleh berbicara batil, dusta, menggunjing, mengadu domba dan melontarkan ucapan-ucapan kotor yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Sebab kata-kata merupakan produk lisan yang memiliki dampak yang luar biasa. Perang, perti-kaian dan konflik muncul karena kata-kata. Sebaliknya, perdamaian bahkan persaudaraan juga bisa terjalin melalui kata-kata.

Padahal Nabi shallallaahu alaihi wa sallam telah bersabda: “Sungguh seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat yang membawa keridhaan Allah, dan dia tidak menyadarinya, tetapi Allah mengangkat dengannya beberapa derajat. Dan sungguh seorang hamba berbicara dengan suatu kalimat yang membawa kemurkaan Allah, dan dia tidak mempedulikannya, tetapi ia menjerumuskannya ke Neraka Jahannam” (HR. Bukhari).[2]

Dengan demikian penting bagi seorang Muslim untuk berhati-hati dalam berbicara. Setiap Muslim hendaknya mulai berlatih dengan penuh komitmen untu bertanggungjawab dengan kata-kata atau ucapannya. Sebab Islam merupakan sistem nilai yang sudah semestinya diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.[3]

            Semoga Allah menjaga lisan kita dari perkataan yang tidak baik, dari pembicaraan yang sia-sia, dari ujaran yang provokatif dan memancing terjadinya pertikaian dan pertengkaran, apalagi sampai mengais rezeki dengan menjadi pembuat dan penyebar kebohongan. Na’udzubillah min dzalikWallahu a’lam.***

*Penulis adalah Sekretaris II DKM Baitul Izzah



[1] https://muslimah.or.id/5118-bicara-baik-atau-diam.html

[2] https://www.islampos.com/berkatalah-yang-baik-atau-diam-35886/

[3] https://www.hidayatullah.com/kajian/gaya-hidup-muslim/read/2017/12/07/129881/muslim-itu-bicara-baik-atau-diam.html

 

Renungan Jumat Ini

Diterbitkan Oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4 Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id

email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah