Oleh: Mohammad Hasyim*

Bismillahirrahmanirrahim

            Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan secara terminologi, ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya tetap satu, yakni taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.[1]

            Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling dalam. Ibadah adalah sebutan yang mencakup apa yang dicintai dan diridhai Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.

Allah SWT berfirman:

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ (٥٦

 Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Az-Zariyat: 56).

Allah menjelaskan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada-Nya. Dan Allah Maha Kaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya. Maka barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah, dia adalah sombong.

            Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak) sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang beramal tanpa adanya tuntunan dari kami, maka amalan tersebut tertolak.”

Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:

a.    Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.

b.    Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, karena hal itu mengharuskan kita ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.

            Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

بَلَىٰ مَنۡ أَسۡلَمَ وَجۡهَهُ ۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحۡسِنٌ۬ فَلَهُ ۥۤ أَجۡرُهُ ۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوۡفٌ عَلَيۡهِمۡ وَلَا هُمۡ يَحۡزَنُونَ (١١٢

 “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah: 112)

Hal ini merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.

Pada point yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada point kedua, bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan-Nya yang menyampaikan ajaran-Nya.

Jika ada orang yang bertanya: Apa hikmah di balik kedua syarat bagi sahnya ibadah tersebut? Jawabnya adalah sebagai berikut:

1.    Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah kepada-Nya semata. Maka, beribadah kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya adalah kesyirikan.

2.    Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang tasyri’ (memerintah dan melarang). Hak tasyri’ adalah hak Allah semata.

3.    Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama bagi kita. Maka, orang yang membuat tata cara ibadah sendiri berarti menuduh agama ini tidak sempurna.

Termasuk keutamaan ibadah bahwasanya ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan kemunkaran. Ibadah dapat menghibur seseorang ketika dilanda musibah dan meringankan beban penderitaan saat susah atau  mengalami rasa sakit, sehingga semua itu dapat diterima dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.***

*Penulis adalah Sekretaris II DKM Baitul Izzah



[1] https://almanhaj.or.id/2267-pengertian-ibadah-dalam-islam.html

Renungan Jumat Ini Diterbitkan Oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4 Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah