Oleh: Mohammad Hasyim

Bismillahirrahmanirrahim

Bulan Ramadhan adalah salah satu bulan yang paling dinanti oleh seluruh umat islam di dunia. Di dalamnya, dianjurkan untuk memperbanyak amal ibadah karena segala pahala yang dikerjakan di bulan Ramadhan akan dilipatgandakan.

Salah satu ibadah utama bulan ramadhan yang harus diperhatikan adalah puasa sebulan penuh. Bila dilakukan dengan sempurna akan mendapatkan gelar maupun predikat takwa seperti yang dijanjikan oleh Allah SWT dalam Q.S Al-Baqarah ayat 183.

 يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡڪُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِڪُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ (١٨٣

            “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa.” (QS: Al-Baqarah 183).

Untuk mencapai predikat taqwa, seorang muslim harus berupaya memperhatikan etika dalam menjalankan puasa, termasuk mengikuti segala anjuran yang diperintakan oleh rasulullah SAW dalam hadis-hadisnya.

Petunjuk puasa dari Nabi Muhammad SAW adalah petunjuk yang paling sempurna dan mengena dalam mencapai maksud di atas, di antaranya:[1]

1.    Mengakhirkan Sahur

Berupaya sedapat mungkin untuk sahur dan menundanya hingga di penghujung waktu.

2.    Menyegerakan Berbuka

Segeralah berbuka bila telah sampai waktunya berbuka karena Rasulullah terbiasa berbuka sebelum shalat dengan makan rutbah (kurma basah).

3.    Hindari Rafats

Dalam menjalankan puasa hendaknya menghindari rafats atau jatuh ke dalam perbuatan maksiat karena Nabi bersabda: “Barang siapa yang tidak meninggalkan ucapan dusta dan tetap melakukannya, maka Allah SWT tidak akan menghiraukan orang itu meninggalkan makanan dan minumannya (berpuasa.)”

4.    Mengurangi Aktivitas Sia-sia

Dan di antara hal yang dapat mengurangi pahala kebajikan dan mendatangkan dosa adalah sibuk dengan nonton perlombaan, film dan sinetron, pertandingan, mondar-mandir atau menyia-nyiakan waktu. Sebagian di antara mereka ada yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai waktunya berleha-leha; dan sebagian lagi bermain petasan dan kembang api; sibuk bertransaksi di pasar dan swalayan atau supermarket hingga membuat banyak orang lalai dan tidak sempat meraih pahala dan kebajikan.

5.    Menahan Amarah dan Emosi

Hendaknya tidak berteriak-teriak saat berpuasa karena Rasulullah SAW bersabda: “Dan jika seseorang yang menyerangnya atau memakinya, maka hendaknya ia (orang yang sedang berpuasa) mengatakan: Aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa.” Maka wajib (bagi kita) mengendalikan nafsu dan selalu menjaga ketenangan.

6.    Tidak Makan Berlebihan

Etika berpuasa selanjutnya adalah tidak terlalu banyak makan karena “Tiada bejana yang dipenuhi oleh manusia yang lebih buruk dari pada perutnya.” Hanyalah orang yang berakal yang makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan, dan sebaik-baiknya makanan adalah yang membantu dan seburuk-buruknya adalah yang menyibukkan. Betapa banyak manusia yang tenggelam dalam berbagai pembuatan makanan yang menyita waktu sehingga mereka lalai dalam beribadah.

7.    Mendermakan Ilmu, Harta dan Kemuliaan

Di dalam Shahih Al-Bukhari-Muslim diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA beliau berkata: “Rasulullah SAW itu merupakan manusia paling dermawan (dengan kebaikan) dan lebih dermawan lagi apabila di bulan Ramadhan ketika beliau ditemui oleh Jibril; Jibril biasanya menemui Nabi pada setiap malam di bulan Ramadhan, di situlah Jibril mentaraduskan Al-Qur’an kepada beliau. Sungguh, Nabi lebih dermawan dengan kebaikan daripada angin yang bertiup kencang.”

            Semoga kita bisa menjalani puasa dan meneladani apa yang dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW, amiinn.***

*Penulis adalah Sekretaris II DKM Baitul Izzah

 



[1] https://www.tongkronganislami.net/petunjuk-rasulullah-dalam-berpuasa