Edisi II/MBI/XII/2017 – JUM’AT 19 RABIUL AWAL 1439 H / 8 DESEMBER 2017 M      

Oleh: Mohammad Hasyim*

 

Dalam sebuah hadits, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik). ”Pada sebagian riwayat: “Untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”[1]

Islam adalah agama yang penuh keindahan. Ia dibangun di atas akidah tauhid yang bersih dari kesyirikan. Ia membebaskan manusia dari penghambaan kepada makhluk, hingga cinta dan peribadatan hanya untuk Allah Rabbul ‘Alamin.

Dalam QS. Al-An’am Ayat 162-163 Allah SWT berfirman:

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحۡيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ (١٦٢) لَا شَرِيكَ لَهُ ۥ‌ۖ وَبِذَٲلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۟ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (١٦٣

“Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).”

Tentang keindahan Islam ini, asy-Syaikh Abdurrahman Nashir as-Sa’di (wafat tahun 1376 H) mengatakan, “Islam memerintahkan segala amalan kebaikan, akhlak-akhlak mulia, dan seluruh kemaslahatan manusia. Islam mengajarkan keadilan, keutamaan, kasih sayang dan semua kebajikan. Sebaliknya, Islam melarang kezaliman, penyimpangan, dan akhlak-akhlak yang tercela.”

Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT dengan membawa keistimewaan dibanding nabi-nabi sebelumnya. Salah satu keistimewaannya adalah misi risalah Muhammad tidak terbatas pada umat (bangsa) tertentu, tetapi meliputi semua umat manusia (rahmatan lil’alamin). Semua umat manusia yang hidup pada masa Muhammad hingga tibanya hari akhir nanti wajib mengikuti syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

Sebagai nabi yang terakhir, Nabi Muhammad dibekali satu kitab Allah yang terlengkap, yakni Al-Qur’an yang isinya memuat keseluruhan isi kitab-kitab yang pernah turun sebelumnya. Dengan Al-Qur’an inilah Nabi Muhammad dapat menyelesaikan semua permasalahan yang dihadapinya, di samping dengan ide-idenya yang mendapatkan bimbingan wahyu dari Allah SWT. Semua yang tertuang dalam Al-Quran diwujudkan dalam sikap dan perilaku sehari-hari.

Tidak ada satu pun sikap dan perilaku Muhammad yang menyimpang atau bertentangan dengan apa yang tertuang dalam Al-Qur’an. Karena itulah, setiap umat Islam wajib meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari.

Meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW merupakan salah satu pilar keyakinan (iman) dalam Islam. Banyak cara yang harus dilakukan dalam meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW, mulai dari menyintai dan memuliakannya, taat dan patuh kepadanya, serta mengucapkan shalawat dan salam kepadanya. Namun, yang paling penting dari semua itu adalah meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk meneladani Nabi Muhammad SAW maka kita perlu mengetahui apa saja sifat-sifat beliau, seperti berikut ini:[2]

1.    Shiddiq, yang berarti jujur. Nabi dan rasul selalu jujur dalam perkataan dan perilakunya dan mustahil akan berbuat yang sebaliknya, yakni berdusta, munafik, atau sejenisnya.

2.    Amanah, yang berarti dapat dipercaya dalam kata dan perbuatannya. Nabi dan rasul selalu amanah dalam segala tindakannya, seperti menghakimi, memutuskan perkara, menerima dan menyampaikan wahyu, serta mustahil akan berperilaku yang sebaliknya.

3.    Tabligh, yang berarti menyampaikan. Nabi dan rasul selalu menyampaikan apa saja yang diterimanya dari Allah (wahyu) kepada umat manusia dan mustahil nabi dan rasul menyembunyikan wahyu yang diterimanya.

4.    Fathanah, yang berarti cerdas atau pandai. Semua nabi dan rasul cerdas dan selalu mampu berfikir jernih sehingga dapat mengatasi semua permasalahan yang dihadapinya. Tidak ada satu pun nabi dan rasul yang bodoh, mengingat tugasnya yang begitu berat dan penuh tantangan.

Di samping empat sifat di atas, Nabi dan rasul juga tidak pernah berbuat dosa atau maksiat kepada Allah (ma’shum). Sebagai manusia bisa saja nabi berbuat salah dan lupa, namun lupa dan kesalahannya selalu mendapat teguran dari Allah sehingga akhirnya dapat berjalan sesuai dengan kehendak Allah.

Selain memiliki sifat-sifat seperti di atas, Nabi Muhammad SAW juga dikenal dengan sebutan al-amin, yang berarti selalu dapat dipercaya. Gelar ini diperoleh Muhammad sejak maih usia belia.***

*Penulis adalah Sekretaris II DKM Baitul Izzah

 



[1] https://asysyariah.com/meneladani-akhlak-nabi/

[2] https://sugengsiiswanto.blogspot.co.id/2013/07/meneladani-akhlak-nabi-muhammad-saw.html

 

Diterbitkan oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4

Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah