MENUNAIKAN AMANAH

Oleh: Abu Hanin*

Adapun amanah antara kita dengan Allah adalah agar kita melaksanakan ketaatan kepada-Nya, ikhlas beribadah kepada-Nya mengikuti jalan yang dicontohkan oleh nabi Muhammad SAW, tidak menyukutukan Allah dengan apapun juga dalam setiap perbuatan kita, menghindari pamer dan sum’ah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah, seperti semangat beribadah bila dilihat orang tetapi ogah-ogahan bila sendirian, serta melaksanakan semua syariat-Nya dengan benar dan baik, tidak melampaui batas ataupun menguranginya.

 Sedang amanah anatara sesama makluk hidup adalah hendaknya kita malaksanakan apa yang diwajibkan Allah dari hak-hak makhluk (orang tua, keluarga, sanak kerabat, tetangga, teman, saudara seiman, sesama manusia, bahkan alam semesta yang semuanya mempunyai hak atas kita ). Kita menunaikan semua itu dengan ikhlas, jujur, penuh tanggung jawab, tidak menipu, berdusta, khianat dalam semua aspek kehidupan.

Dalam hal melaksanakan amanah antar sesama makhluk ini setiap manusia mempunyai beban amanat yang berbeda dengan lainnya, sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam pekerjaan dan kedudukan.

Para pemimpin dalam level apapun berkewajiban untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan adil, bekerja untuk kemashlahatan rakyatnya baik dalam urusan dunia maupun agama. Tidak dibenarkan melakukan pilih kasih dalam kebijaksanaannya dengan mengutamakan keluarga, teman dekat, orang-orang kuat, kaya dll. Dan hendaknya dia mengangkat para petugas (pembantunya) yang memang benar-benar mempunyai sifat amanah, paling mampu, cakap dan berhak atas tugas-tugas tersebut (tidak melakukan KKN).

“Sesungguhnya sebaik-baik orang yang engkau upah (gaji) adalah yang kuat lagi dapat dipercaya “ (Al-Qoshash : 26).

Para pegawai/petugas yang baik akan membawa kemashlahatan bagi rakyat, sebaliknya para pegawai yang tidak amanah hanya akan menindas dan merugikan rakyat, menumbuhkan kebencian antara rakyat dengan pemimpin, kesenjangan, disharmoni dll.

Para pegawai hendaknya melaksanakan amanah sesuai dengan tugasnya dengan sebaik mungkin, jangan sampai meremehkan tugas, menelantarkannya, sibuk dengan urusan-urusan lain yang tidak penting, sehingga tugas utamanya terbengkalai dan urusan banyak orang terabaikan. Hendaknya diingat bahwa mereka itu mendapatkan gaji yang diambil dari berbagai sumber di masyarakat, maka jangan sampai dikhianati.

Guru mempunyai amanah yang lebih istimewa dibanding dengan para pegawai lainnya, karena peranan setrategis yang diembannya. Seorang guru adalah pengajar, pengarah, pembimbing serta penyuplai asupan jiwa dan thabib-nya, karena itu hendaknya ia memilihkan metode pengajaran yang paling mudah dan produktif bagi anak didiknya, jangan sampai menyia-nyiakan jam pelajaran untuk hal-hal yang remeh. Hendaknya ia mengarahkan para siswanya menuju hal-hal yang lebih baik dalam urusan agama dan dunia. Guru juga harus bisa menjadi teladan, diikuti perbuatannya, dan dipegang kata-kat.anya. Setiap guru hendaknya memahami tugas ini, melaksanakannya dengan ikhlas karena Allah, serta memperlakukan siswanya dengan adil.

Para pelajar hendaknya menyadari amanahnya, bahwa masa depan ummat ada di pundak mereka, mereka harus belajar dengan sungguh-sungguh, memanfaatkan waktu dengan efektif, membangun kepribadian dengan baik, jangan sampai menyia-nyiakan masa mudanya untuk foya-foya, bermalas-malasan, terlibat pergaulan bebas, narkoba, kriminalitas dll, yang semua itu akan merusak masa depan mereka sendiri.

Seorang bapak/kepala rumah tangga juga mempunyai amanah yang luhur, yakni mendidik putra-putrinya beserta keluarganaya dengan akhlaq yang lurus, membiasakan mereka perbuatan baik, meninggalkan kejelekan dan agar masing-masing melaksaakan tugasnya yang diwajibkan Allah atas mereka.

 “Wahai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka“ (At-Tahrim:6).

Seorang pedagang juga mempunyai amanah yang harus diemban, yaitu berdagang dengan jujur, menerangkan kualitas barang apa adanya, tidak manipulasi, menyembunyikan cacat, mengurangi timbangan, memalsu merk dll.

“Celakalah bagi orang orang yang mengurangi timbangan, yaitu apabila mereka menakar dari orang lain, minta dipenuhi, tetapi bila menakar atau menimbang untuk orang lain merugikan mereka.“ (Al-Muthaffifin:1–3).

Demikian pula para pekerja baik dalam proyek-proyek pembangunan, tukang batu, tukang kayu, tukang besi maupun para karyawan pabrik, hendaknya menuaikan amanah mereka dengan sempurna, sebagaimana mereka menuntut hak dengan sempurna.

Ringkasnya menunaikan amanah berarti melaksanakan tugas dan kewajiban dalam segala hal sesuai dengan ketentuannya, tidak dikurangi atau pun ditambah, siapa yang menunaikan dengan tuntas dia akan beruntung dan siapa yang menyia-nyiaknnya akan rugi.***

 

*Penulis adalah seorang pendakwah

Diterbitkan oleh:

DEWAN KEMAKMURAN MASJID

BAITUL IZZAH

Sektor Melati Blok D4

Grand Depok City

Depok - Jawa Barat

www.mbi-gdc.or.id email:This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Dewan Kemakmuran Masjid Baitul Izzah menerima kiriman artikel/tulisan yang berkaitan dengan tema-tema keagamaan sebagai bahan renungan bagi jamaah Masjid Baitul Izzah