SAATNYA MEMPERBAIKI DIRI
Oleh: Mohammad Hasyim*
Tahun baru 2020 M menawarkan harapan yang baru: bagaimana tahun ini agar dapat dijalani dengan lebih baik lagi dibanding tahun tahun sebelumnya, sebagaimana hadits Nabi Muhammad SAW:
“Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah orang yang beruntung. Siapa yang hari ini keadaannya sama dengan kemarin maka dia rugi, dan siapa yang keadaan hari ini lebih buruk dari kemarin, maka dia celaka." (Al-Hadist).[1]
Dalam konteks memasuki tahun baru, tentu hadits ini mengajarkan bahwa siapa yang menjalani tahun 2020 lebih baik dari tahun 2019 maka dia beruntung. Tetapi jika tahun 2020 sama dengan 2019 berarti dia merugi. Sebaliknya jika tahun 2020 lebih buruk dari 2019 maka dia akan celaka.
Oleh sebab itulah kita harus dapat meneladani hadits Nabi Muhammad SAW ini dengan menjalani tahun 2020 secara lebih baik dibanding tahun 2019 sehingga kita akan termasuk golongan yang beruntung.
Jika catatan perjalanan hidup kita kurang baik pada tahun 2019, maka sudah sepatutnya kita memperbaikinya di tahun 2020. Apabila rekam jejak muamalah kita, baik secara vertikal maupun horizontal belum maksimal, seyogianya tahun ini kita harus berusaha agar optimal. Dalam hal ini, kita tentu harus mempergunakan waktu yang sebaik-baiknya untuk perbaikan diri.
Bukankah kita semua tidak ingin hidup stagnan atau berjalan di tempat? Jika kita ingin ada peningkatan tetapi kita tidak melakukan perbaikan maka tidak akan ada artinya. Inilah yang dinamakan hari ini sama dengan hari kemarin. Artinya dia akan merugi.
Mengapa merugi? Kita ambil contoh seorang pedagang. Jika yang diperolehnya selama berdagang hanya kembali modal, maka sebenarnya dia rugi. Sebab dia sudah menghabiskan waktu dan tenaga untuk berdagang tetapi hasil yang diperoleh sama saja dengan dia tidak berdagang alias hanya kembali modal. Ini jelas rugi.
Lebih parah lagi adalah siapa yang menjalani hari ini lebih buruk dari hari kemarin. Ini termasuk golongan orang-orang yang celaka. Bagaimana tidak celaka? Hidupnya akan mendatangkan malapetaka karena apa yang dilakukannya saat ini malah lebih buruk dari kemarin.
Contohnya seorang mahasiswa atau pelajar, jika nilai ujiannya pada semester ini lebih buruk dari semester kemarin maka dia akan celaka. Dia bisa mengalami kegagalan dalam menempuh pendidikan hingga di-drop out.
Demikian pula pedagang, jika hasil penjualannya lebih buruk dari hari kemarin maka dia akan terancam tidak bisa meneruskan usahanya alias bangkrut.
Lebih fatal lagi dalam kehidupan keagamaan. Misalnya sepanjang tahun lalu amaliah ubudiah kita terhadap Allah SWT kurang maksimal tetapi tahun ini justru lebih buruk, entah karena kesibukan yang melalaikan atau karena faktor kemalasan diri. Maka, jika demikian, kita termasuk orang yang benar-benar celaka.[2]
Oleh sebab itulah maka seyogianya kita yang masih diberikan kesempatan hidup sampai saat ini oleh Allah SWT untuk senantiasa melakukan perbaikan diri. Dari waktu ke waktu kita harus terus berupaya untuk menjadi lebih baik lagi. Memang kita tidak selalu mendapatkan hasil yang lebih baik, tetapi setidaknya kita telah berusaha dengan keras menuju ke arah sana.
Ingat firman Allah SWT dalam QS. Al-Hasyr ayat 18: “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-Hasyr: 18)
Dan itu yang harus kita lakukan mulai saat ini adalah selalu memperbaiki diri, dari waktu ke waktu, sampai hari akhir benar-benar tiba.
Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang beruntung, amiin yra.***
MOHON DO’A DAN DUKUNGANNYA DEWAN KEMAKMURAN MASJID BAITUL IZZAH Sedang Berikhtiar Memperluas Bangunan Masjid agar Lebih Lapang, Nyaman dan Representatif
|
*Penulis adalah Humas DKM Baitul Izzah