Oleh: Mohammad Hasyim*
Bismillahirrahmanirrahim
Masjid adalah rumah Allah. Masjid miliki peran yang sangat penting bagi perkembangan dakwah dan penyebaran syiar-syiar Islam. Di masjid lah sholat berjamaah dan berbagai ibadah umat Islam ditunaikan.
Masjid merupakan sebaik-baik tempat di muka bumi ini. Tidak ada tempat yang lebih baik dari pada masjid. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tempat yang paling dicintai oleh Allah dalam suatu negeri adalah masjid-masjidnya dan tempat yang paling Allah benci adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim)
Oleh karena itu, orang yang membangun masjid, ikhlas karena mengharap ridho dari Allah SWT, akan mendapatkan ganjaran yang sangat besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Barang siapa yang membangun suatu masjid, ikhlas karena mengharap wajah Allah ta’ala, maka Allah ta’ala akan membangunkan rumah yang semisal di dalam surga.” (HR. Tirmidzi No. 318 dan Ibnu Majah No 736).[1]
Hal yang perlu digarisbawahi dari hadits ini adalah iklhas karena semata mengharap ridha Allah SWT. Jadi berapa pun sumbangan untuk masjid harus didasari niatan ikhlas karena Allah. Karena pahala besar dalam membangun masjid hanya bisa diraih ketika kita ikhlas dalam beramal, bukan untuk cari pujian atau balasan dari manusia.
Hadits tentang keutamaan membangun masjid juga disebutkan dari hadits Utsman bin Affan. Di masa Utsman yaitu tahun 30 Hijriyah hingga khilafah beliau berakhir, dibangunlah masjid Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Utsman menyampaikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Siapa yang membangun masjid karena Allah, maka Allah akan membangun baginya semisal itu di surga.” (HR. Bukhari no. 450 dan Muslim no. 533).
Kata Imam Nawawi rahimahullah, maksud akan ‘dibangun baginya semisal itu di surga’ ada dua tafsiran:
1. Allah akan membangunkan semisal itu dengan bangunan yang disebut bait (rumah). Namun sifatnya dalam hal luasnya dan lainnya, tentu punya keutamaan tersendiri. Bangunan di surga tentu tidak pernah dilihat oleh mata, tak pernah didengar oleh telinga, dan tak pernah terbetik dalam hati akan indahnya.
2. Keutamaan bangunan yang diperoleh di surga dibanding dengan rumah di surga lainnya adalah seperti keutamaan masjid di dunia dibanding dengan rumah-rumah di dunia. (Syarh Shahih Muslim, 5: 14).[2]
Selain membangun masjid, ibadah lainnya yang sangat mulia di sisi Allah ta’ala adalah memakmurkan masjid, atau mengisinya dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Bentuk memakmurkan masjid bisa pemakmuran secara lahir maupun batin.
Secara batin, yaitu memakmurkan masjid dengan sholat jama’ah, tilawah Al quran, dzikir yang syar’i, belajar dan mengajarkan ilmu agama, kajian-kajian ilmu dan berbagai ibadah lainnya yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sedangkan pemakmuran masjid secara lahiriah, adalah menjaga fisik dan bangunan masjid, sehingga terhindar dari kotoran dan gangguan lainnya. Sebagaimana diceritakan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memerintahkan manusia untuk mendirikan bangunan masjid di perkampungan, kemudian memerintahkan untuk dibersihkan dan diberi wangi-wangian.
Salah satu syiar agama Islam yang sangat tampak dari adanya masjid Allah, adalah ditegakkannya sholat lima waktu di dalamnya. Ini juga merupakan salah satu cara memakmurkan masjid Allah ta’ala. Syariat Islam telah menjanjikan pahala yang berlipat bagi mereka yang menghadiri sholat jamaah di masjid. Di sisi lain syariat memberikan ancaman yang sangat keras bagi orang yang berpaling dari seruan sholat berjamaah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat seseorang (di masjid dengan berjama’ah) itu dilebihkan dengan 25 derajat dari shalat yang dikerjakan di rumah dan di pasar.”
*Penulis adalah Humas DKM Baitul Izzah
MOHON DO’A & DUKUNGANNYA DEWAN KEMAKMURAN MASJID BAITUL IZZAH Sedang Berikhtiar Memperluas Bangunan Masjid agar Lebih Lapang, Nyaman dan Representatif
|